Minggu, 22 Juli 2012

Quote: Partikel by Dee Lestari


Buku Partikel saya penuh post it untuk menandakan di halaman berapa ada kalimat yang saya sukai dan bisa dijadikan quote. Well, saya akan membagikannya untuk kamu ;)

"Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban. Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu." - Firas (Partikel by Dee Lestari)

"Kenapa berbeda menjadi begitu menakutkan?" - Zarah (Partikel by Dee Lestari)

"Kesusahan, kegembiraan, ketika keduanya lewat tanpa permisi, maka sensasinya sama. Seperti menelan bakso tanpa mengunyah. Membuat kita mencerna bulatan itu susah payah." - Zarah (Partikel by Dee Lestari)

"Saya percaya rumah itu ditemukan di dalam. Kalau di dalam damai, semua tempat bisa jadi rumah kita." - Ibu Inga (Partikel by Dee Lestari)

"Kalimat itu seperti menembuskan pisau ke dalam luka yang tak pernah sembuh. Luka yang amat kuhafal." - Zarah (Partikel by Dee Lestari)

"Akhirnya kumengerti betapa rumitnya konstruksi batin manusia. Betapa sukarnya manusia menanggalkan bias, menarik batas antara masa lalu dan masa sekarang. Aku kini percaya, manusia dirancang untuk terluka." - Zarah (Partikel by Dee Lestari)

"Tak ada yang lebih menyakitkan dari kepedihan yang tak bisa ditangiskan." - Zarah (Partikel by Dee Lestari)

"Pengkhianatan ada dalam batin setiap manusia, hanya menunggu momen tepat untuk menyeruak, dirayakan, dan diamini sebagai titik lemah dari kemanusiaan." - Zarah (Partikel by Dee Lestari)

"Aku tak sanggup lagi berjudi dengan hidup. Kepingku habis. Daduku beku." - Zarah (Partikel by Dee Lestari)

"Selama manusia masih menjadi penguasa, planet ini akan disedot hingga tetes air terakhir, hingga molekul oksigen habis tak bersisa di udara. Kami adalah virus. Virus akan membunuh hingga inangnya mati dan ia ikut binasa." - Zarah (Partikel by Dee Lestari)

Ada gak quote lain dari Partikel yang jadi favoritmu? :)

Jumat, 06 Juli 2012

Memori by Windry Ramadhina

Memori yang ditulis Windry Ramadhina merupakan salah satu buku yang berhasil saya boyong saat Jakarta Book Fair 2012 berlangsung. Apa yang membuat saya membeli novel ini? Saya penasaran saja karena banyak orang yang bilang novel ini bagus di twitter. Jadi saya pun mengambil novel ini dan memilih untuk membacanya ketika senggang. Perlu dicatat saya masih punya banyak buku yang belum saya baca dan masih bersegel, jumlahnya mencapai 50 buku. Ini memang karena kebiasaan saya membeli buku dulu kemudian menumpuknya, ketika senggang barulah saya baca, bahkan rak buku pun sudah gak cukup untuk menampung koleksi buku baru ini. Jadi kalau ada yang berniat mengirimkan rak buku, saya akan berterima kasih sekali :p

image: from my instagram @chacil :)

Memori bertema keluarga dengan bumbu cinta yang memang sulit sekali untuk dihilangkan dalam novel Indonesia. Di Memori, Windry Ramadhina mengajak pembacanya menyelami kehidupan Mahoni, seorang arsitek, yang memilih tinggal di Virginia daripada tinggal bersama ibunya atau papanya di Jakarta. Dari awal, konflik Mahoni dan orang tuanya sudah sangat jelas terlihat dari caranya menghindar dari papanya yang berusaha menghubunginya. Namun, karena ada musibah yang menimpa papanya dan Grace (bisa disebut ibu tiri Mahoni), Mahoni terpaksa pulang ke Jakarta dan kemudian terjebak di Jakarta karena harus menjaga adik tirinya, Sigi. Saat itu pulalah Mahoni bertemu teman lamanya ketika kuliah, Simon, dan kemudian bekerja bersamanya.

Pada awalnya, saya tidak bisa menikmati tulisan Windry Ramadhina karena banyaknya detail tentang arsitektur dan deskripsi yang harus saya cerna. Dalam beberapa bagian awal saya pun merasa selalu tertinggal, sehingga misalnya ketika saya baca paragraf dua saya belum bisa menangkap apa yang sebenarnya terjadi dan kembali ke paragraf pertama. Tetapi lama-kelamaan saya tidak harus struggle lagi ketika membaca Memori, saya mulai larut dalam kisahnya. Saya sangat menyukai ide Windry Ramadhina yang mengangkat konflik keluarga dalam Memori. Ceritanya pun dibuat dengan sangat apik, karakter-karakter dalam novelnya berkembang dengan wajar. Pantaslah kalau novel ini banyak direkomendasikan orang-orang di twitter. Apakah kamu harus membacanya? Bagi yang menggemari novel, buku ini saya rekomendasikan untuk dibaca dan dinikmati :) 

Rate: 3,5 of 5 stars