Jumat, 01 Juni 2012

Buku = Sahabat

Saya selalu menganggap buku sebagai sahabat. Ketika baru pertama mulai membaca saya anggap saya sedang berkenalan dengan seorang sahabat, mengenali wajahnya dan mulai menempel namanya di otak *maklum pelupa hehe. Lama-lama saya terbuai dengan isi buku yang saya baca, saya menganggap kami sedang berjalan bersama dan saya sedang mendengarkannya bercerita. Buku yang bagus membuat saya menjadi sahabat dan pendengar yang baik. Membuat saya terpikat dengan ceritanya, lalu terbenam ke dalam dunianya. Buku yang bagus membuat saya merasa berat ketika mengucapkan perpisahan. Seperti ketika saya membaca buku Supernova: Petir minggu ini. Saya menunda membaca beberapa halaman terakhir, rasanya sangat berat. Seperti kehilangan sahabat, ya Elektra telah membagi kisahnya pada saya minggu ini. 


Pagi itu di stasiun saat angin dingin lembut mengelus wajah saya, saya putuskan untuk berpisah dengannya. Saya yakin saya akan dapat sahabat baru di akhir minggu ini dan saya tak akan melupakan Elektra dan kisahnya. Ya, saya akan membaginya denganmu...


Pagi itu saya tersenyum sambil membaca halaman terakhir Supernova: Petir yang ditulis oleh Dewi Lestari. Dua halaman terakhir menjanjikan harapan... sebuah pertemuan antara tiga tokoh Supernova. I get excited :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentarmu di sini!