image: from my instagram @chacil :) |
Memori bertema keluarga dengan bumbu cinta yang memang sulit sekali untuk dihilangkan dalam novel Indonesia. Di Memori, Windry Ramadhina mengajak pembacanya menyelami kehidupan Mahoni, seorang arsitek, yang memilih tinggal di Virginia daripada tinggal bersama ibunya atau papanya di Jakarta. Dari awal, konflik Mahoni dan orang tuanya sudah sangat jelas terlihat dari caranya menghindar dari papanya yang berusaha menghubunginya. Namun, karena ada musibah yang menimpa papanya dan Grace (bisa disebut ibu tiri Mahoni), Mahoni terpaksa pulang ke Jakarta dan kemudian terjebak di Jakarta karena harus menjaga adik tirinya, Sigi. Saat itu pulalah Mahoni bertemu teman lamanya ketika kuliah, Simon, dan kemudian bekerja bersamanya.
Pada awalnya, saya tidak bisa menikmati tulisan Windry Ramadhina karena banyaknya detail tentang arsitektur dan deskripsi yang harus saya cerna. Dalam beberapa bagian awal saya pun merasa selalu tertinggal, sehingga misalnya ketika saya baca paragraf dua saya belum bisa menangkap apa yang sebenarnya terjadi dan kembali ke paragraf pertama. Tetapi lama-kelamaan saya tidak harus struggle lagi ketika membaca Memori, saya mulai larut dalam kisahnya. Saya sangat menyukai ide Windry Ramadhina yang mengangkat konflik keluarga dalam Memori. Ceritanya pun dibuat dengan sangat apik, karakter-karakter dalam novelnya berkembang dengan wajar. Pantaslah kalau novel ini banyak direkomendasikan orang-orang di twitter. Apakah kamu harus membacanya? Bagi yang menggemari novel, buku ini saya rekomendasikan untuk dibaca dan dinikmati :)
Rate: 3,5 of 5 stars
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentarmu di sini!